Beranda Politik Siapa Yang Dapat Limpahan Suara Pendukung Jokowi Menurut Survey?

Siapa Yang Dapat Limpahan Suara Pendukung Jokowi Menurut Survey?

INDIKASI.id – Pemilihan Presiden (Pilpres) memang masih jauh. Pilpres dalam Pemilihan Umum (Pemilu) baru akan bergulir pada Tahun 2024 medatang. Akan tetapi, sejumlah lembaga survei sudah sejak 2020 bahkan 2019, secara berkala melakukan survei terkait siapa yang dijagokan publik untuk maju di Pilres 2024. Salah satunya dalah Lembaga survei Indikator Politik Indonesia.

Indikator Politik Indonesia maru-baru ini mengeluarkan hasil temuan terbarunya, terkait dengan peta elektoral sosok calon presiden (Capres) untuk Pemilu 2024 mendatang. Survei yang dilakukan pada periode 2-6 November 2021 itu, melibatkan 2.020 responden berusia di atas 17 tahun, dengan rincian sampel basis 1.220 orang dan oversample 800 responden.

Dalam survei kali ini digunakan metode simple random sampling dengan ukuran sampel basis memiliki toleransi kesalahan sekitar ± 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%. Kira-kira, apa hasil yang didapat dari survei ini? Kira-kira, pemilih Jokowi selama ini akan memberikan suaranya kepada siapa?

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, dari hasil survei, nama Prabowo Subianto masih menjadi yang teratas dalam surveinya. Menurut Burhanuddin, sosok Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto itu selalu unggul di setiap simulasi yang dilakukan.

“Jadi kami belum menemukan kata bahwa Pak Prabowo ada di bawah nama Ganjar atau Anies,” katanya dalam rilis surveinya secara daring, Minggu (5/12/2021).

Buhanuddin membeberkan, pada simulasi 10 nama pejabat politik, Prabowo Subianto unggul dengan angka 26,9 persen di atas Ganjar Pranowo (23,2 persen), yang dominan responden pemilihnya merupakan pemilih Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan berada di urutan ketiga dengan perolehan 16,7 persen responden yang memilih. Sisanya, Ridwan Kamil serta Sandiaga Uno berada di urutan selanjutnya dengan perolehan di bawah 7 persen.

“Pada simulasi 10 nama tertutup, Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya, 26.9 persen, kemudian Ganjar Pranowo 23.2 persen, dan Anies Baswedan 16.7 persen, nama lain lebih sedikit, dibawah 10 persen,” ujar Burhanuddin.

Tak hanya pada simulasi 10 nama, Prabowo Subianto juga kembali unggul dalam simulasi 8 nama pejabat politik. Jumlah responden yang memilih Prabowo Subianto pada simulasi ini mencapai 27,6 persen responden, lalu disusul Ganjar Pranowo kembali dengan 23,7 persen dan Anies Baswedan dengan peroleh 17,2 persen. Sedangkan Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno berada diurutan selanjutnya dengan masing-masing mendapatkan 8,4 persen dan 5,9 persen.

“Pada simulasi 8 nama tertutup, Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya 27.6 persen, kemudian Ganjar Pranowo 23.7 persen, dan Anies Baswedan 17.2 persen, nama lain lebih sedikit, dibawah 10 persen,” ucap Burhanuddin.

Prabowo yang kini menjabat Menteri Pertahanan itu juga kembali mendatangi nilai tertinggi dalam penerapan simulasi 3 nama pejabat politik setelah dikerucutkan. Sebanyak 35,5 persen responden atau masyarakat menyatakan dukungan untuk Prabowo Subianto maju sebagai Presiden Republik Indonesia, sedangkan Ganjar Pranowo memperoleh 30,0 persen dan Anies Baswedan hanya 23,7 persen.

Burhanuddin menuturkan, dari keseluruhan survei dengan simulasi tertutup yang dilakukan pihaknya, nama Prabowo Subianto menjadi paling atas untuk menjadi Presiden RI.

“Pada simulasi 3 nama tertutup, Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya, 35.5%, kemudian Ganjar Pranowo 30%, dan Anies Baswedan 23.7%,” tukasnya.

Sebagai informasi, pada survei kali ini Indikator Politik Indonesia melakukan survei tatap muka secara nasional pada 2-6 November 2021. Sementara itu, Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Polmatrix Indonesia, juga merilis hasil survei terbarunya terkait eletabilitas sejumlah tokoh nasional menuju Pilpres 2024.

Menurut hasil survei yang dilakukan pada 21-30 November 2021, dengan 2.000 responden yang mewakili 34 provinsi, diketahui Prabowo Subianto menempati puncak elektabilitas dengan angka 19,5 persen.

Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto mengungkapkan, Angka yang diperoleh Prabowo terpaut tipis dengan Ganjar Pranowo sebesar 19,2 persen.

“Prabowo dan Ganjar muncul sebagai dua capres terkuat, di mana Prabowo kembali unggul,” ujarnya dalam press release di Jakarta, Minggu (5/12/2021).

Dendik mengatakan, tren dukungan terhadap Prabowo Subianto cenderung stabil dalam setahunan terakhir. Sedangkan Ganjar Pranowo terus merebut dukungan publik, dengan tren yang semakin menanjak.

“Mengerucutnya kedua nama sebagai capres terkuat menggambarkan peta elektoral yang berpeluang menghadirkan dua poros kekuatan politik,” kata Dendik.

Sejauh ini Prabowo yang disokong Gerindra diperkirakan bakal menggandeng PDIP dalam Pilpres 2024 nanti. Ganjar masih harus berebut dukungan dengan sejumlah nama lain di PDIP, khususnya Puan Maharani.

 “Tetapi jika PDIP tidak mendukung Ganjar, peluang untuk maju sebagai Capres dari partai lain terbuka lebar selama tren elektabilitas Ganjar terus bergerak naik,” kata Dendik.

Pada urutan berikutnya adalah Anies Baswedan (10,6 persen), bersaing ketat dengan Ridwan Kamil (10,1 persen), disusul Sandiaga Uno (7,5 persen).

“Jika sampai muncul tiga pasangan calon, salah satu dari ketiga nama tersebut berpeluang membangun poros ketiga,” jelas Dendik.

Posisi papan tengah diduduki Tri Rismaharini (4,7 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), dan Erick Thohir (4,0 persen). Lalu ada Khofifah Indar Parawansa (2,6 persen) dan Giring Ganesha (2,5 persen).

Pada papan bawah terdapat Puan Maharani (1,4 persen), Mahfud MD (1,3 persen), Susi Pudjiastuti (1,2 persen), Airlangga Hartarto (1,1 persen), dan Andika Perkasa (1,0 persen). Nama-nama lain di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 8,5 persen.

“Figur-figur dengan elektabilitas rendah berpeluang maju sebagai calon wakil presiden, sebut saja Puan, AHY, dan Airlangga,” kata Dendik.

Sebagai catatan, tokoh-tokoh tersebut merupakan representasi partai-partai besar yaitu PDIP, Demokrat, dan Golkar.

Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (red)

.