Jakarta, Indikasi.id – Dalam usaha mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) tahun 2030, Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) menyelenggarakan Lomba Desain Batik dengan tema “Literasi Biodiversitas: Save Biodiversity”. Kompetisi batik ini bertujuan untuk mendapatkan desain batik yang sesuai dengan tagline “Save Biodiversity from Mountain to Ocean”.
“Batik merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mempromosikan tagline SEAMEO BIOTROP “Save Biodiversity from Mountain to Ocean”. Selain sebuah karya seni, motif batik yang didesain dengan tepat dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan suatu pesan,” disampaikan Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran di Jakarta, pada Rabu (22/6).
Teknis lombanya, kata Zulhamsyah, panitia mengumpulkan desain batik dimulai pada tanggal 21 April hingga 23 Mei 2022. Desain yang diterima, tutur Zulhamsyah, harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya mendukung tagline “Save Biodiversity from Mountain to Ocean”; memuat satu atau lebih warna khas SEAMEO BIOTROP, yaitu warna hijau, oranye dan/atau kuning; melampirkan filosofi dan ide yang dituangkan sebagai karya batik. “Serta menuangkan desain batik berukuran A4 dengan resolusi tinggi serta dan memuat hasil karya desain batiknya di media sosial milik SEAMEO BIOTROP,” jelas Zulhamsyah.
Pada hari penutupan penyerahan desain batik, panitia memperoleh 67 karya dari peserta yang berasal dari SMP, SMA, perguruan tinggi dan masyarakat umum. Penyaringan hasil karya dilakukan secara internal pada tanggal 31 Mei 2022 untuk mendapatkan 10 besar hasil karya desain batik dari keseluruhan peserta dan penjurian untuk mendapatkan lima pemenang dilakukan pada 15 Juni 2022.
Sebagai tim juri pada kompetisi ini yaitu Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anang Ristanto; Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran; Koordinator Layanan Kerja Sama, Hubungan Masyarakat dan Kearsipan, Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan, Darmawati SS; Direktur CV Piarea, Ikrom Mustofa; dan Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda, Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kardono.
Anang menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan lomba ini. “Lomba ini merupakan sebuah bentuk integrasi antara pendidikan dan kebudayaan, sehingga tidak hanya mengedukasi tetapi juga memberikan inspirasi bagi juri dan peserta lomba,” imbuhnya.
Selanjutnya, Kardono menyampaikan harapannya “semoga melalui lomba ini dapat meningkatkan visibilitas dari center dan juga pentingnya literasi mengenai kekayaan biodiversitas”.
Berdasarkan hasil penjurian tersebut, lima pemenang Kompetisi Desain Batik SEAMEO BIOTROP 2022 adalah Christina Atika Yulina dari Universitas Sanata Dharma sebagai pemenang pertama, Refanda Wahyu Hadiantoro dan Hendri Setiawan dari Universitas Sebelas Maret sebagai pemenang kedua, Amaliya Lailatur Rizkiya dari Universitas Negeri Surabaya sebagai pemenang ketiga, Umi Laila Fitri dari SMPN 14 Kota Malang sebagai juara harapan 1, dan Octo Reinaldy dari SEAMEO Qitep in Science sebagai juara harapan 2.
“Selamat kepada para pemenang. Semoga hasil karya desain batik tersebut dapat meningkatkan visibilitas SEAMEO BIOTROP dalam mencapai tujuan “Literasi Biodiversitas: Save Biodiversity” pada tahun 2030,” ucap Zulhamsyah.
Sebagai informasi, batik merupakan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada tanggal 2 Oktober 2009. UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia karena memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol dan makna filosofi kehidupan rakyat Indonesia. (Ind)
Eksplorasi konten lain dari indikasi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.